Pewarta : Rudhy Muhammad Fadhel
Lebong.Portalbermano.com-Laju inflasi di Pulau Sumatera telah diumumkan. Teranyar, Kabupaten Lebong, Bengkulu berada diurutan kelima tingkat Samutera dengan nilai IPH sebesar 2,83 persen.
Kadis Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Perindagkop-UKM) Kabupaten Lebong, Mahmud Siam mengatakan, tingkat inflasi Lebong berada diurutan kelima.
Sedangkan, untuk urutan pertama adalah Kabupaten Nias Sumatera Utara dengan Indeks Perkembangan Harga (IPH) sebesar 4,82 persen.
Kemudian, posisi kedua Musi Rawas Utara Sumatera Selatan dengan IPH 4,5 persen, Posisi ketiga Kota Solok Sumatera Barat dengan IPH 3,3 persen, dan posisi keempat adalah Kabupaten Kerinci Jambi dengan IPH 2,9 persen.
“Kita berada di posisi kelima dengan IPH sebesar 2,83 persen,” ujar Mahmud di ruang kerjanya, Kamis (9/3).
Dia menjelaskan, beberapa peristiwa yang memicu inflasi sepanjang 2022 didapatkan tiga komoditas andil terbesar, yakni cabai merah, daging ayam ras, dan bawang putih.
“Jadi, penyebabnya klasik, cabai merah, daging ayam ras, dan bawang putih. Jadi, ini antara penyediaan dengan stok. Ketika ketidakterjadinya seimbang maka akan menyebabkan angka inflasi,” ungkapnya.
Lebih jauh, katanya, dengan adanya inflasi ini akan sangat berdampak pada ketersediaan bahan pangan dan bahan pokok sehingga nilai ataupun harganya pun akan mengalami kenaikan dan akan mempengaruhi daya beli masyarakat, termasuk kenaikan harga BBM.
“Jangan sampai nanti daya beli masyarakat lemah dan harapannya kelompok-kelompok tertentu bisa mendapatkan bansos seperti kalangan transportasi, peternak, petani ikan,” katanya.
Dia mengutarakan, saat ini Disperindagkop-UKM Lebong menyiapkan program Kopli Desk (Kegiatan Operasi Pasar Lintas Desa dan Kecamatan).
“Makanya kita siapkan (Kopli Desk), yang artinya meja kerja bupati turun ke kecamatan hingga desa,” jelasnya.
Terkait adanya inflasi ini, Mahmud mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Lebong pada khususnya, karena Kabupaten Lebing memiliki karakteristik pada pertanian maka diharapkan untuk terus meningkatkan produksi hasil-hasil pertanian yang ada, baik itu pangan ataupun komoditas yang lain.
“Sehingga paling tidak bisa memproduksi sendiri, seperti menanam cabai dan yang lainnya,” demikian Mahmud. (Alexander)