Image
Rudhy Muhammad Fadhel
Rudhy Muhammad Fadhel sa’at Liputan Khusus di kampung Inggris Jalan Flamboyan Tulungrejo III Pare  Kediri Jatim

Penulis : Rudhy Muhammad Fadhel

Pare Kediri Jatim.PortalBermano.comMengutip sebagian besar dari tulisan Prof Candra Fajri Ananda Ph.D Staf khusus Menteri Keuangan Republik Indonesia pada halaman Faculty of Economics And Business PSIK FEB UB menyebutkan bahwa Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki kontribusi besar dan krusial bagi perekonomian Indonesia. UMKM menjadi penting lantaran keberadaannya tersebar di seluruh penjuru negeri dan menguasai sekitar 99% aktivitas bisnis di Indonesia, dengan lebih dari 98% berstatus usaha mikro.

Karena itu, tak mengherankan jika UMKM mampu menyerap 96% tenaga kerja serta berkontribusi 60% terhadap PDB. Begitu besar peran UMKM dalam menyerap tenaga kerja sehingga UMKM mampu mendorong peningkatan pendapatan masyarakat. Artinya, UMKM dapat dianggap memiliki peran cukup strategis dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran yang ada di Indonesia.

Bila beberapa tahun silam UMKM dapat tetap berdiri tegak menyelamatkan perekonomian Indonesia ketika krisis global melanda, kini UMKM sedang mengalami keterpurukan yang mendalam akibat Covid-19. Terlebih, tak semua UMKM bisa beralih ke online. Bagi usaha kecil, pandemi ini seketika membuat usaha langsung terkapar.

Keterpurukan UMKM menjadi sangat krusial mengingat pentingnya peran UMKM dalam perekonomian nasional, khususnya dalam menyerap tenaga kerja. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bidang UMKM menyebutkan bahwa jika diakumulasi dengan korban PHK dari sektor UMKM, angka tersebut mencapai 15 juta jiwa. Jumlah korban PHK lebih besar dari jumlah yang telah dirilis oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) karena jumlah tersebut belum ditambah UMKM yang juga turut terdampak.

Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa kendala terbesar yang dikeluhkan (56%) adalah menurunnya penjualan atau permintaan pasar. Faktor dominan kedua yang banyak dilaporkan oleh pelaku UKM adalah permasalahan permodalan (22%). Selain itu, distribusi dan operasional (15%) juga menjadi faktor yang dikeluhkan, di samping kesulitan terhambatnya bahan baku dan produksi.

Stimulus Penyelamatan UMKM

Turunnya daya beli masyarakat menjadi salah satu dampak negatif dari penyebaran pandemi Covid-19 di Indonesia. Sebagai upaya mengatasi kondisi ini, maka penting bagi pemerintah untuk memaksimalkan penyaluran bantuan sosial maupun jaringan pengaman sosial (JPS). Hingga kini setidaknya terdapat beragam bentuk bantuan sosial yang disiapkan pemerintah sesuai dengan fungsi masing-masing, di antaranya Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, bantuan sosial tunai, bantuan pangan non tunai (BPNT), bantuan langsung tunai (BLT) desa. Berbagai bantuan tersebut diharapkan bisa menopang tingkat konsumsi rumah tangga, termasuk bagi masyarakat terdampak, yang selanjutnya dapat mendorong transaksi bagi produk UMKM.

Selain itu, pemerintah mempersiapkan skema dukungan likuiditas untuk perbankan yang melakukan restrukturisasi kredit atau memberikan tambahan kredit modal kerja khususnya kepada UMKM. Skema dukungan likuiditas tersebut berjumlah Rp34,15 triliun dalam bentuk subsidi bunga untuk penerima bantuan sebanyak 60,66 juta rekening yang mendapatkan Restrukturisasi kredit.

Dalam kebijakan ini, bank berhak menentukan debitur yang dinilai terdampak, untuk kemudian melakukan restrukturisasi kredit.

Program lain dalam rangka counter cyclical yang diambil pemerintah untuk membantu segmen UMKM berupa subsidi bunga (Rp34,15 triliun), insentif perpajakan (PPh pasal 21 DTP, PPh Final UMKM DTP) senilai Rp28,06 triliun, serta penjaminan untuk kredit modal kerja baru sebesar Rp125 triliun.

Memang masalah UMKM bukan hanya pendanaan, melainkan juga terdapat permasalahan adopsi teknologi, pengembangan produk, dan perluasan pasar. Hasil penelitian Kementerian Koperasi dan UMKM menunjukkan bahwa masalah penting lain yang dihadapi oleh UMKM adalah rendahnya kualitas teknologi yang menyebabkan produktivitas dan kualitas produk UMKM juga menjadi rendah.

Rendahnya kualitas produk UMKM menyebabkan mereka sulit memasarkan produknya ke pasar bebas sehingga UMKM harus terus terikat pada pembeli tradisional, yaitu kelompok pemilik modal. Karena itu, perlindungan pada UMKM tidak hanya fokus pada pendanaan, jawaban lainnya masih tetap harus dilakukan. Kerja sama antar lembaga dan manajemen pengelolaan seluruh permasalahan menjadi kunci keberhasilan.

Baca Juga :Mimpi Sa’at Mata Terbelalak Kagum Di Kampung Inggris Tulungrejo III Pare Kediri Jatim

Berangkat dari Ulasan tersebut diatas dengan segala aspek analisys serta kesimpulan yang bisa didapati,dan pada hari ketiga keberadaan  awak Media Portalbermano.com di kampung Inggris Desa Tulungrejo kecamatan Pare kabupaten Kediri Jawa Timur,awak media portalbermano.com berhasil mewawancarai beberapa pelaku UMKM yang ada diantara Lokasi lembaga pendidikan kursus bahasa Inggris yang tumbuh subur bagaikan jamur dimusim hujan,beberapa diantaranya adalah pelaku UMKM mulai dari pengusaha Homestay/penginapan/kos-kosan,Cafe,warung makan,serta warung sembako dan usaha penyewaan sepeda/motor dll,mereka menyebutkan bahwa dari sejak awal berdirinya lembaga kursus bahasa Inggris disini mereka menerapkan prinsip ekonomi Lokomotive dimana pelaku usaha yang lebih besar menarik pelaku  usaha mikro kecil menengah untuk ikut berjalan bergerak beriringan,Salah satu contoh kongkrit yaitu setiap peserta kursus yang akan mengikuti berbagai program di salah satu lembaga penyelenggara kursus diwajibkan mengenakan pakaian Lurik khas Kediri Jawa timur yang dijual oleh pelaku UMKM dan  tersedia di sekitar lokasi lembaga lembaga penyelenggara kursus.Demikian juga halnya warung warung makan,meski lembaga penyelenggara kursus ada yang menyiapkan Camp bagi peserta kursus yang berasal dari berbagai daerah mulai dari Aceh hingga Papua,akan tetapi mereka tidak menyediakan makan bagi peserta kursus,dan peserta bebas memilih untuk belanja dan makan di mana ia suka yang bertebaran disekitar lokasi Camp yang di usahakan oleh pelaku UMKM.

Suatu pemandangan dan keindahan perputaran ekonomi yang dapat dirasakan selaksa untaian senandung nan merdu dan syahdu yang dapat membuat jiwa bergetar seakan akan kebahagian dan kesejahteraan bukanlah hal yang semu,Serta bagaikan sebuah lokomotive yang dengan sabar menarik semua gerbong – gerbong pelaku usaha UMKM untuk serempak maju mencapai tujuan Bahagia dan Sejahtera.(RMF-Nikbong)

Tulisan hanya sekedar pembanding dan memulihkan ingatan seiring HaraPAN andaikan semua ini bisa dan dapat diterapkan di kampung ku ?.

Follow Portal Bermano di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *