Pewarta :Rudhy Muhammad Fadhel
Lebong.Portalbermano.com-Senin 02/01/2023 didapati sekelompok pemuda (4 orang lelaki) yang mengaku mewakili ribuan masyarakat /pemuda kabupaten Lebong melakukan aksi damai untuk menyampaikan aspirasi dengan menyebut bahwa mereka adalah manipestasi dari ribuan masyarakat/pemuda kabupaten Lebong dalam menyikapi berbagai persoalan yang mereka anggap untuk segera mendapat perhatian dari berbagai pihak.
Surat yang ditujukan kepada :
1 Kapolres Lebong
2 Bupati Lebong
3 Ketua DPRD Lebong
4 Kesbangpol Lebong
5 Kejari Lebong
6 Gubernur Provinsi Bengkulu
7 Kapolda Lebong
8 Kejati Provinsi Bengkulu
Dengan inti dan maksud tujuan surat dan dalihnya,yakni antara lain telah digelar sebuah musyawarah masyarakat yang melibatkan masyarakat,seakan mewakili ribuan masyarakat Lebong. dari musyawarah dimaksud berhasil membentuk sebuah aliansi masyarakat yang disebut Gerakan Suara Pemuda Lebong serta akan melaksanakan aksi damai pada Senin 02/01/2023 di kantor Pemda kabupaten Lebong dengan estimasi peserta 50 orang dan titik kumpul di Terminal Muara aman berikut perangkat aksi antara lain megaphone spanduk petaka-petaka.
Ironisnya dalam pelaksanaan aksi yang dikawal ketat namun tetap Humanis oleh Puluhan aparat kepolisian dari Polres Lebong masa aksi didapati hanya 4 orang,Namun walau demikian untuk menghormati hak hak azasi setiap warga Negara yang memang sudah diatur oleh undang undang dalam hal menyampaikan pendapat dimuka umum dan hal lainnya,Bupati dan wakil bupati Lebong Kopli Ansori-Fahrurrozi bersama dengan sejumlah pejabat jajaran pemerintah daerah kabupaten Lebong tetap hadir dan menemui para peserta aksi,bahkan berulangkali memberikan Afresiasi.
Dalam kesempatan tersebut Kopli Ansori sangat menyayangkan,etika dan estetika serta Tata naskah bersurat oleh sekelompok orang yang mengaku telah mewakili ribuan pemuda Lebong yang berbudaya dan bersastra serta bahkan suku rejang asli lebong memiliki Aksara (Intlektual) tidak terlihat terwakili dalam etika bersurat yang dikirimkan dan diterimanya tersebut.
Sehingga sebagai salah satu dari anak muda kabupaten Lebong yang sekarang kebetulan menjabat sebagai Bupati di kabupaten Lebong ini, Kopli Ansori dengan tegas dan terang benderang menyebutkan dirinya merasa tersinggung karena etika dan estetika bersurat ini dianggap sudah menjatuhkan kehormatan (Intlektualitas) Pemuda Lebong.
“Didalam surat ini antara lain tertulis kapolda Lebong,ini menjadi pertanyaan bagi khalayak ramai karena surat ini beredar sampai kemana-mana,lalu pada point perangkat aksi ada tertulis petaka-petaka maksudnya ini apa tanya kopli petaka adalah bahaya,lain halnya Pataka,Bahasa,etika dan estetika berbahasa dalam berkomunikasi baik tertulis maupun lisan adalah cerminan yang menyampaikan,dalam hal ini pemuda Lebong, apakah begini rendahnya pemuda Lebong tanya Kopli dengan suara meninggi,kami tersinggung,” sebut kopli ansori memberi Nasehat. (RMF-Nikbong)