Redaksi Portalbermano.com
JAKARTA.Portalbermano.com – Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh mengatakan Survei Penilaian Integritas (SPI) dapat dimanfaatkan BPKP sebagai sarana dalam mengidentfikasi area yang butuh pendalaman. Sebab, SPI merupakan tools yang berbasis survei yang dapat digunakan dalam pengawasan BPKP.
“BPKP telah menggunakan berbagai cara terkait pengelolaan risiko korupsi, termasuk di dalamnya pengembangan kapabilitas manajemen risiko korupsi,” katanya dalam peluncuran hasil Survei Penilaian Integritas Tahun 2022 di Jakarta, Rabu (14/12).
Dikatakan Yusuf Ateh, sistem pengendalian intern pemerintah atau SPIP juga menjadi landasan sebagai monitoring centre for prevention atau MCP. Di mana penyelenggaraan SPIP kata Yusuf Ateh di dalamnya termasuk penetapan tujuan (sasaran strategis dan strategi pencapaian strategis), struktur dan proses sampai dengan pencapaian tujuan SPIP (efektivitas dan efisiensi, kendala laporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap perturan perundang-undangan).
“Penyelenggaraan SPIP mendorong peningkatan kualitas pencegahan korupsi yang merupakan tujuan penerapan MCP,” ucapnya.
Selain itu, hal terpenting dari pengukuran SPI adalah mengidentifikasi area of improvement (AoI) dan melakukan tindak lanjut atas hasil identifikasi tersebut. BPKP sebut Yusuf Ateh telah melaksanakan AoI SPI tahun 2021 melalui pelbagai kegiatan di antaranya, pencegahan yang dilakukan BPKP telah meningkatkan nilai Indeks Efektivitas Pengendalian Korupsi pada 51 provinsi, kabupaten, kota.
Kemudian, pelatihan yang dilaksanakan BPKP melalui konsultasi, bimbingan tekhnis dan workshop kegiatan keinvestigasian, selanjutnya menggelar masyarakat pembelajar antikorupsi yang dilaksanakan lewat sosialisasi.
“Terakhir, fraud control plan (FCP) yang dilaksanakan BPKP melalui sosialisasi dan diagnostic assessment dan bimbingan tekhnis serta evaluasi,” pungkasnya.
(Tim Kominfo BPKP/FR)
Disalin dari halaman BPKP-RI
Oleh : Rudhy Muhammad Fadhel (RMF)
