Redaksi Portalbermano.com
Lebong,Portalbermano.com-kabupaten Lebong yang dikenal dahulunya berkasurkan emas dan berbantalkan padi,secara geografis memiliki bentangan lahan dan luasan persawahan mencapai lebih dari sepuluh ribu hektar yang hanya di pisahkan oleh pemukiman masyarakat sehingga dengan itu,mayoritas penduduknya adalah petani penggarap lahan persawahan.
Ironisnya sebelum masa kepemimpinan Kopli Ansori-Fahrurrozi, masyarakat Lebong ratusan tahun terbelenggu dengan “Mitos dan sumpah Dusta” bahwa mereka terikat dengan sumpah yang menyimpulkan bahwa masyarakat lebong tidak bisa untuk melakukan turun tanam padi lebih dari satu kali dalam setahun,sehingga membuat masyarakat Lebong secara social ekonomi menjadi masyarakat yang berkekurangan dibandingkan dengan masyarakat kabupaten sekitarnya,sementara masyarakat petani di kabupaten tetangga yang berbatasan lansung dengan wilayah kabupaten Lebong sudah puluhan tahun meninggalkan Mitos dan sumpah dusta tersebut, dimana sa’at ini masyarakat petani di kabupaten sekitar,ada yang sudah tiga kali turun tanam dalam setahun,yang dengan itu membuat tingkat social ekonomi masyarakat mereka berada diatas rata-rata masyarakat kabupaten Lebong.
Dengan Visi Misi ingin menghantar dan membuat masyarakat Lebong yang mayoritas petani menjadi masyarakat yang Bahagia dan sejahtera,minimal tingkat social ekonominya berada sejajar dengan masyarakat kabupaten sekitar, bahkan jika memungkinkan bisa melampaui, untuk itu,Kopli Ansori-Fahrurrozi membuat sebuah program skala Prioritas yakni Turun tanam pada musim tanam kedua atau lebih populer disebut-sebut MT-2, dengan,dan untuk itu Kopli Ansori-Fahrurrozi Berjibaku secara bersama-sama dengan jajarannya terutama OPD tehnis terkait seperti Dinas pertanian dan perikanan dan pemerintahan desa,untuk dan berusaha mengubur Mitos-mitos dan sumpah dusta yang berkembang di tengah masyarakat tersebut,
Memang bukanlah perkara mudah untuk menguburkan mitos-mitos dan sumpah-sumpah dusta dimaksud yang sudah ratusan tahun tertanam didalam pemikiran masyarakat,bahkan ditahun kedua kepemimpinan Kopli Ansori-Fahrurrozi Baru segelintir masyarakat desa mau untuk diajak merubah pola tanam dari satu kali menjadi dua kali dalam setahun,bahkan dari desa desa tertentu dukungan untuk turun pada musim tanam kedua sangat minim mendapat dukungan,
Akan tetapi niat baik dan mulia serta keinginan yang luhur dengan tujuan yang suci yakni ingin membuat masyarakatnya Bahagia dan Sejahtera,Kopli Ansori-Fahrurrozi berhasil mengandeng pemerintah desa talang liak II kecamatan Bingin Kuning dan masyarakat pemilik lahan sekitarnya untuk “mendobrak dan mengubur hidup hidup,Mitos dan sumpah dusta” yang menyebutkan masyarakat Lebong tidak bisa turun tanam dua kali dalam setahun.
Hal ini di buktikan,sa’at ini masyarakat desa Talang Liak II kecamatan Bingin Kuning sebahagian kecil yang terlebih dahulu turun tanam pada musim tanam kedua sudah melaksanakan Panen kedua dalam tahun 2022 ini,dan direncanakan pada tanggal 20 September 2022 ini akan menggelar panen raya ,
Dikomfirmasi oleh awak media Portalbermano.com sore ini, kepala desa Talang liak II Afrildo,dan dengan secara kebetulan sedang menerima kunjungan Plt Kepala dinas Pertanian dan perikanan Hedi Parindo menyebutkan bahwa mereka merencanakan akan melakukan panen serentak nanti pada tanggal 20 September 2022 mendatang,
“Iya kita akan melaksanakan panen raya nanti tanggal 20 September 2022 kurang lebih dua pekan mendatang,kami mengharapkan kesediaan bapak bupati dan bapak wakil bupati untuk ikut menyaksikannya nanti.”Sebut Afrildo
Ditambahkan oleh Afrildo,seperti kita lihat dan ketahui bersama,(seraya menunjuk bulir dan pohon padi disawah) tingkat kesuburan dan juga di perkirakan hasil panen pada panen musim tanam kedua ini jauh akan lebih besar dari pada hasil musim tanam ke satu yang lalu,Diprediksi satu Hektar lahan mampu menghasilkan 170 karung padi,maka jika dikalikan jumlah lahan yang ikut turun tanam pada musim tanam kedua(MT-2) adalah 120 hektar maka dapat di perkirakan panen raya nanti kami mapu memproduksi padi sebanyak 2400 karung dengan harga 230 ribu perkarung maka akan ada perputaran uang senilai 4,692 Miliar didesa kami nantinya.
“Saya bersyukur dan sangat berterima kasih kepada bapak Bupati dan wakil bupati serta jajarannya yang sudah mempercayai kami untuk membantu menguburkan hidup hidup “Mitos dan sumpah dusta”Yang menyebutkan masyarakat petani Lebong yang terikat Sumpah tidak bisa turun tanam dua kali dalam setahun,Sekarang sudah terjawab beberapa hari lalu sebagian masyarakat kami sudah panen,dan Alhamdulillah dengan hasil lebih dari musim tanam kesatu,(Dari Biasanya).Insya Allah dengan panen dua kali setahun dan jika memungkinkan saya akan mengajak masyarakat desa untuk turun tanam tiga kali dalam setahun sehingga pintu gerbang Bahagia dan Sejahtera bisa terbuka dari desa kami Talang Liak II kecamatan Bingin Kuning.”Tutur Afrildo dengan diiringi senyum penuh harapan Plt Kepala Disperkan Hedi Perindo yang mendampingi sa’at wawancara.
Diujung percakapan awak media sempat menanyakan pendapat Afrildo terkait masih banyaknya keraguan masyarakat dari berbagai desa dan kecamatan untuk ikut serta melaksanakan Program MT-2, dengan Lugas dan lantang Afrildo dalam bahasa daerah rejang menyebutkan:
“Nik,Bejai buliak, Iloa Bodong unok Deaa jibeak Mnea,Tun Bi Moi Planet Mars Ite Maju awei kekek beak sayok nee,Kninet ba pkau pare otok baket unok megang,maroba ite bangkit sesamo tu’un gemarap saweak supayo ite mandiri secara ekonomi dan dan berdaulat lem ketahanan pangan menuju masyarakat Lebong bahagia sejahtera.”
(Nek, (Kakek panggilan untuk wartawan Portalbermano),Benci boleh,Tolol,Bodoh,Dungu,jangan terjadi,orang lain sudah ke Planet Mars,kita masih seperti kodok dibawah tempurung,berhentilah terlalu banyak mencari alasan,yang didasari oleh pemikiran picik ,otak kudisan,dan beracun, marilah kita bersama bangkit turun tanam kedua dan ketiga agar kita bisa mandiri dalam ekonomi dan berdaulat dalam ketahanan pangan menuju masyarakat Lebong Bahagia dan Sejahtera).